Hai, Sobat Bisnis!
Kesalahan Umum dalam Email Marketing
Dalam lanskap bisnis online yang kompetitif, email marketing masih menjadi tulang punggung komunikasi dengan pelanggan. Namun, banyak bisnis membuat kesalahan umum yang dapat menghambat upaya mereka dalam memasarkan melalui email. Kesalahan ini tidak hanya membuang waktu dan sumber daya, tetapi juga dapat merugikan reputasi dan pendapatan Anda. Mari kita bahas beberapa kesalahan umum yang harus dihindari dalam email marketing.
1. Mengirim Email Tanpa Izin
Membombardir prospek dengan email tanpa persetujuan mereka adalah kesalahan besar. Hal ini tidak hanya melanggar hukum spam, tetapi juga menciptakan kesan negatif pada merek Anda. Selalu dapatkan izin eksplisit sebelum mengirim email apa pun, dan berikan opsi berhenti berlangganan yang mudah diakses di setiap email.
2. Kurang Personalisasi
Email generik yang dikirim ke seluruh daftar Anda tidak akan berdampak seperti email yang dipersonalisasi. Gunakan nama pelanggan, riwayat pembelian, dan preferensi mereka untuk membuat pesan yang relevan dan menarik. Personalisasi membuat pelanggan merasa dihargai dan meningkatkan kemungkinan mereka membuka dan berinteraksi dengan email Anda.
3. Baris Subjek yang Buruk
Baris subjek adalah pintu gerbang ke email Anda. Pastikan untuk membuatnya menarik, informatif, dan relevan. Hindari penggunaan kata-kata spammy, huruf kapital berlebihan, atau tanda baca yang berlebihan. Baris subjek yang efektif akan membuat penerima penasaran dan ingin membuka email Anda.
4. Konten yang Terlalu Panjang dan Membosankan
Jangan membuat email yang panjang dan bertele-tele. Orang-orang sibuk dan mereka tidak punya waktu untuk membaca surat yang panjang. Buatlah pesan Anda ringkas, padat, dan langsung ke intinya. Fokuslah pada penyampaian informasi yang paling penting dan hindari pengulangan yang tidak perlu.
5. Kurangnya Panggilan yang Jelas untuk Bertindak (CTA)
Setiap email harus memiliki tujuan yang jelas, baik itu mendorong penjualan, menghasilkan prospek, atau membangun hubungan. Jelaskan kepada pelanggan apa yang Anda ingin mereka lakukan setelah membaca email Anda dengan menyertakan CTA. CTA yang jelas dan menarik akan mengarahkan traffic ke situs web Anda atau mendorong interaksi lebih lanjut.
Kesalahan Umum dalam Email Marketing: Hindari Jebakan Subjek yang Membosankan
Email marketing masih menjadi salah satu cara ampuh untuk menjangkau target audiens dan membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Namun, membuat kampanye email marketing yang efektif tidak semudah membalikkan telapak tangan. Salah satu kesalahan krusial yang sering dilakukan adalah mengabaikan subjek email yang menarik.
Admin Dumoro tegaskan, subjek email bagaikan pintu gerbang bagi pesan yang ingin kita sampaikan. Jika subjeknya tidak menarik, peluang email dibuka pelanggan akan sangat rendah. Oleh karena itu, penting memperhatikan beberapa hal berikut dalam menyusun subjek email yang efektif:
**1. Singkat dan Jelas**
Buat subjek email yang ringkas, tidak lebih dari 60 karakter. Pastikan subjek memberikan gambaran jelas tentang isi email tanpa bertele-tele.
**2. Gunakan Kata-kata yang Menggugah**
Pilih kata-kata yang memancing rasa penasaran atau menciptakan rasa urgensi. Hindari kata-kata umum seperti “Pembaruan” atau “Informasi Penting”. Sebagai gantinya, gunakan kata-kata seperti “Eksklusif”, “Terbatas Waktu”, atau “Kesempatan Terakhir”.
**3. Personalisasi Subjek**
Jika memungkinkan, sertakan nama penerima di subjek email. Hal ini akan memberikan kesan personal dan meningkatkan kemungkinan email dibuka.
**4. Hindari Penggunaan Huruf Kapital**
Hindari menggunakan huruf kapital pada subjek email karena dapat memberikan kesan agresif atau seolah-olah berteriak. Gunakan huruf kapital hanya untuk huruf pertama subjek atau kata-kata penting.
**5. Uji Coba Berbagai Subjek**
Jangan ragu untuk menguji coba berbagai subjek email untuk mengetahui mana yang paling efektif. Gunakan alat pengujian A/B untuk membandingkan kinerja subjek berbeda dan mengoptimalkan hasil.
Kesalahan Umum dalam Email Marketing
Email marketing merupakan salah satu cara efektif untuk menjangkau pelanggan potensial dan membangun hubungan yang kuat dengan mereka. Namun, terdapat beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan dalam email marketing yang dapat menghambat kesuksesan kampanye Anda. Salah satunya adalah menggunakan daftar email yang tidak bertarget.
Daftar Email yang Tidak Bertarget
Mengirim email ke daftar yang tidak relevan dapat berujung pada penurunan keterlibatan dan reputasi pengirim. Bayangkan Anda sedang berjalan di mal dan dihampiri oleh penjaja yang menawarkan produk yang sama sekali tidak Anda butuhkan. Tentu saja Anda akan merasa terganggu dan tidak tertarik. Hal yang sama berlaku untuk email marketing. Jika Anda mengirim email ke orang yang tidak tertarik pada produk atau layanan Anda, kemungkinan besar mereka akan mengabaikannya atau bahkan menandai sebagai spam.
Salah satu cara untuk menghindari kesalahan ini adalah dengan membuat daftar email yang ditargetkan. Daftar ini harus terdiri dari orang-orang yang benar-benar tertarik pada apa yang Anda tawarkan. Anda dapat membuat daftar ini dengan cara mengumpulkan alamat email dari calon pelanggan melalui formulir pendaftaran di situs web, media sosial, atau acara langsung.
Dengan menggunakan daftar yang ditargetkan, Anda dapat memastikan bahwa email Anda menjangkau orang-orang yang tepat. Hal ini akan meningkatkan keterlibatan, rasio buka, dan reputasi Anda sebagai pengirim email. Jadi, sebelum Anda menekan tombol “kirim”, luangkan waktu sejenak untuk memastikan bahwa Anda menargetkan orang yang tepat dengan pesan Anda.
**Kesalahan Umum dalam Email Marketing: Salinan Email yang Lemah**
Dalam lanskap pemasaran digital yang ramai, email marketing tetap menjadi alat yang ampuh untuk menjangkau audiens target. Namun, potensi penuhnya hanya dapat diwujudkan jika Anda menghindari kesalahan umum dalam membuat salinan email. Sayangnya, banyak kampanye gagal akibat salinan email yang lemah dan membosankan.
Kurangnya Fokus dan Tujuan
Salinan email yang efektif memiliki fokus yang jelas dan tujuan yang terdefinisi. Namun, banyak pemasar membuat kesalahan dengan mengirim email yang bertele-tele dan tidak jelas. Audiens tidak akan membaca pesan yang tidak menarik perhatian atau tidak memberikan nilai tambah. Tanyakan pada diri Anda: “Apa tujuan utama email ini?” dan “Apa yang ingin saya capai?” Kejelasan ini akan memandu Anda dalam membuat salinan yang terarah dan berdampak.
Gaya Menulis yang Kaku dan Kaku
Jangan membuat audiens bosan dengan bahasa yang kaku dan kaku. Salinan email harus ramah, menarik, dan mudah dibaca. Bayangkan Anda sedang mengobrol langsung dengan pelanggan Anda. Hindari jargon teknis dan gunakan bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti. Suara yang alami dan relatable akan membuat pesan Anda lebih menarik.
Tidak Ada Personalisasi
Dalam era personalisasi yang meluas ini, email generik tidak lagi dapat diterima. Audiens mengharapkan pesan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat mereka. Gunakan data pelanggan Anda untuk menyegmentasikan daftar email dan menyesuaikan setiap kampanye dengan masing-masing segmen. Sapaan yang dipersonalisasi, konten bertarget, dan penawaran eksklusif akan meningkatkan keterlibatan dan konversi.
Ajakan Bertindak yang Tidak Jelas
Tujuan akhir dari setiap email marketing adalah untuk mengarahkan audiens ke tindakan yang diinginkan. Namun, banyak pemasar gagal membuat ajakan bertindak (CTA) yang jelas dan persuasif. Jangan biarkan audiens Anda menebak-nebak apa yang harus mereka lakukan. Sertakan CTA yang menarik, spesifik, dan mudah diidentifikasi. Misalnya, tambahkan tombol “Beli Sekarang” yang menonjol atau “Pelajari Lebih Lanjut” yang jelas.
Kesalahan Tata Bahasa dan Ejaan
Kesalahan tata bahasa dan ejaan yang buruk tidak hanya merusak kredibilitas Anda tetapi juga membuat pesan Anda sulit dipahami. Sebelum mengirim email, luangkan waktu untuk mengoreksi bacaan Anda dengan cermat. Minta rekan kerja atau editor profesional untuk meninjaunya jika perlu. Kesalahan yang tidak tertangkap dapat merusak reputasi Anda dan mengurangi efektivitas kampanye Anda.
Frekuensi Berlebihan: Menemukan Titik Jenuh
Dalam dunia pemasaran email, frekuensi pengiriman menjadi pisau bermata dua. Mengirim terlalu sedikit email dapat menurunkan keterlibatan, sedangkan mengirim terlalu banyak email dapat membuat pelanggan kewalahan dan menekan tombol berhenti berlangganan. Menemukan keseimbangan yang tepat sangat penting untuk membangun hubungan pelanggan yang langgeng.
Setiap bisnis memiliki frekuensi optimalnya sendiri, tergantung pada target pasar, jenis konten, dan tujuan kampanye. Namun, aturan umumnya adalah untuk memulai dengan frekuensi yang rendah dan secara bertahap meningkatkannya saat memantau keterlibatan pelanggan. Hindari mengirimkan email setiap hari, karena hal ini dapat dengan cepat membuat pelanggan bosan atau bahkan merasa terganggu.
Sebagai patokan, berikut adalah beberapa ide frekuensi pengiriman berdasarkan jenis bisnis:
- E-commerce: 1-2 email per minggu
- Situs web berita: 3-5 email per minggu
- Blog: 1-2 email per bulan
- Kampanye promosi: 1-2 email per kampanye
Penting untuk diingat bahwa frekuensi pengiriman harus fleksibel dan disesuaikan berdasarkan umpan balik pelanggan. Jika Anda melihat tingkat berhenti berlangganan yang tinggi, mungkin sudah waktunya untuk mengurangi frekuensi email. Di sisi lain, jika keterlibatan menurun, pertimbangkan untuk meningkatkan frekuensi email secara bertahap.
Dengan memantau metrik dengan cermat dan mendengarkan masukan pelanggan, Anda dapat menemukan frekuensi pengiriman optimal yang memaksimalkan keterlibatan, membangun hubungan, dan mendorong pertumbuhan bisnis.
Kesalahan dalam Pemasaran Email yang Patut Dihindari
Pemasaran email adalah strategi ampuh yang dapat meningkatkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan. Namun, banyak bisnis melakukan kesalahan umum yang dapat merusak efektivitas kampanye mereka. Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum yang harus Anda hindari:
Kurangnya Personalisasi
Jika email Anda terlihat seperti dikirim ke semua orang di daftar Anda, pelanggan Anda kemungkinan besar akan mengabaikannya. Personalisasi email Anda dengan menyertakan nama pelanggan, memberikan rekomendasi yang relevan berdasarkan riwayat pembelian mereka, dan menyesuaikan pesan Anda dengan minat mereka. Anggap pelanggan Anda sebagai individu, bukan hanya sekelompok nama dalam database Anda.
Pertimbangkan sebuah analogi: Anda akan lebih cenderung membuka surat jika surat itu ditujukan langsung kepada Anda, bukan jika surat itu ditujukan kepada “Kepada siapa saja”. Hal yang sama berlaku untuk email pemasaran. Jadilah spesifik dan personal agar pesan Anda lebih bermakna.
Panggilan untuk Bertindak yang Tidak Jelas
Salah satu kesalahan umum dalam pemasaran email yang sering terjadi adalah kurangnya kejelasan dalam panggil untuk bertindak. Panggil untuk bertindak yang tidak jelas, seperti “Pelajari lebih lanjut” atau “Klik di sini”, dapat membingungkan penerima dan membuat mereka tidak yakin apa yang harus dilakukan. Akibatnya, mereka mungkin mengabaikan email Anda atau meninggalkannya begitu saja.
Panggilan untuk bertindak yang efektif harus spesifik dan relevan dengan isi email. Selain itu, harus mengarahkan penerima ke halaman arahan atau situs web yang memberikan informasi atau tindakan yang diinginkan. Misalnya, jika Anda mempromosikan produk baru, panggil untuk bertindak Anda bisa berupa “Beli sekarang” dan mengarahkan penerima ke halaman produk. Dengan menyediakan kejelasan, Anda meningkatkan kemungkinan penerima mengambil tindakan yang Anda inginkan dan mencapai tujuan kampanye email Anda.
Kegagalan Pengujian
Mengabaikan pengujian kampanye email adalah blunder fatal yang bisa membuat pesan Anda bak gayung bersambut. Pengujian sangat penting untuk memastikan bahwa email Anda menjangkau kotak masuk yang tepat pada waktu yang tepat. Jika Anda melewatkan langkah ini, siap-siaplah untuk menuai kekecewaan karena pesan Anda bisa jadi berakhir di folder spam atau bahkan tak pernah sampai ke tangan audiens sama sekali.
Pengujian email meliputi uji coba pada berbagai aspek, mulai dari baris subjek hingga isi email dan tombol ajakan bertindak (CTA). Hal ini memungkinkan Anda untuk melihat email Anda dari sudut pandang penerima dan menyesuaikan elemen-elemen tersebut agar lebih efektif. Dengan begitu, Anda juga dapat mengidentifikasi potensi masalah teknis dan mengatasinya sebelum meluncurkan kampanye secara keseluruhan.
Tak cuma aspek teknis, pengujian juga berguna untuk mengukur respons audiens. Anda bisa melakukan uji A/B untuk membandingkan versi berbeda dari email Anda dan melihat mana yang menghasilkan tingkat buka dan konversi lebih tinggi. Dengan begitu, Anda dapat menyempurnakan kampanye secara bertahap dan memaksimalkan dampaknya.
Selain itu, pengujian juga krusial untuk memastikan kepatuhan pada peraturan email. Melakukan uji coba akan membantu Anda menghindari pelanggaran yang dapat menyebabkan email Anda ditolak atau ditandai sebagai spam. Dengan demikian, reputasi pengiriman email Anda tetap terjaga dan pesan Anda dapat menjangkau audiens yang dituju dengan lancar.
Jadi, sebelum meluncurkan kampanye email, luangkan waktu sejenak untuk mengujinya secara menyeluruh. Langkah ini mungkin tampak merepotkan, tetapi percayalah, hasilnya akan sangat sepadan. Pengujian akan menghemat waktu dan tenaga Anda dalam jangka panjang, sekaligus memastikan bahwa kampanye email Anda mencapai tujuan yang diharapkan.
**Kesalahan Umum dalam Email Marketing yang Perlu Anda Hindari**
Email marketing merupakan salah satu cara paling efektif untuk menjangkau pelanggan potensial dan membangun hubungan dengan mereka. Namun, banyak bisnis melakukan kesalahan umum yang dapat merusak kampanye email mereka dan menghambat pertumbuhan mereka.
**Spamming**
Spamming
Salah satu kesalahan terbesar dalam email marketing adalah spamming, atau mengirim email ke daftar yang dibeli atau tidak diundang. Hal ini tidak hanya tidak etis, tetapi juga dapat merusak reputasi bisnis Anda. Penyedia layanan email akan menandai email Anda sebagai spam, yang akan mencegahnya masuk ke kotak masuk penerima. Selain itu, tindakan ini dapat menyebabkan bisnis Anda masuk daftar hitam, yang akan mempersulit pengiriman email di masa mendatang.
Ada beberapa tanda bahaya bahwa Anda mungkin melakukan spam, seperti:
* Menggunakan daftar email yang dibeli
* Mengirim email ke orang-orang yang tidak meminta untuk menerimanya
* Menggunakan konten yang menyesatkan atau menipu
* Terlalu sering mengirim email
* Mengabaikan permintaan berhenti berlangganan
Hindari spamming dengan selalu mendapatkan izin dari penerima sebelum menambahkan mereka ke daftar email Anda. Gunakan formulir keikutsertaan yang jelas dan beri tahu orang-orang apa yang dapat mereka harapkan dengan berlangganan. Hormati permintaan berhenti berlangganan dan hapus penerima yang tidak ingin menerima email Anda lagi. Dengan mengikuti praktik terbaik ini, Anda dapat menghindari perangkap spam dan memastikan bahwa email Anda sampai ke kotak masuk pelanggan yang diinginkan.
**Mari Berbagi Pengetahuan dan Wawasan Teknologi!**
Temukan artikel informatif dan terkini tentang dunia teknologi di Dumoro Bisnis (www.dumoro.id). Bantu kami menyebarkan pengetahuan dengan membagikan artikel bermanfaat ini kepada kolega, teman, dan pengikut Anda.
Dengan membagikan artikel Dumoro Bisnis, Anda tidak hanya membantu orang lain tetap mengikuti perkembangan terbaru dalam teknologi, tetapi juga mendukung platform kami untuk terus menyediakan konten berkualitas tinggi.
**Jelajahi Lebih Banyak Artikel untuk Pengetahuan yang Lebih Mendalam**
Selain artikel yang Anda bagikan, pastikan untuk menelusuri situs web Dumoro Bisnis untuk mengetahui artikel menarik lainnya. Kami membahas berbagai topik teknologi, mulai dari tren industri hingga panduan praktis.
Semakin banyak artikel yang Anda baca, semakin luas pengetahuan Anda tentang perkembangan teknologi terkini. Jadi, lanjutkan dan perdalam pemahaman Anda hari ini!
**FAQ Kesalahan Umum dalam Email Marketing**
**1. Garis Subjek yang Buruk**
**Jawaban:** Buat garis subjek yang menarik, ringkas, dan relevan dengan isi email. Hindari penggunaan huruf besar semua, tanda seru berlebihan, dan kata-kata spam.
**2. Tidak Mempersonalisasi Email**
**Jawaban:** Sesuaikan email dengan nama penerima, minat, atau perilaku masa lalu. Personalisasi meningkatkan keterlibatan dan konversi.
**3. Konten yang Tidak Relevan**
**Jawaban:** Kirim email yang relevan dengan audiens target Anda. Segmentasi daftar email dan buat konten yang disesuaikan dengan preferensi individu.
**4. Panggilan Tindakan yang Lemah**
**Jawaban:** Sertakan ajakan bertindak (CTA) yang jelas dan menarik di akhir email. Buat CTA yang menonjol, spesifik, dan relevan.
**5. Frekuensi Pengiriman Berlebihan**
**Jawaban:** Jangan membombardir pelanggan Anda dengan terlalu banyak email. Tentukan frekuensi pengiriman yang optimal berdasarkan preferensi audiens Anda.
**6. Mengabaikan Segmentasi**
**Jawaban:** Segmentasikan daftar email Anda berdasarkan demografi, perilaku, atau preferensi untuk mengirimkan pesan yang lebih bertarget dan efektif.
**7. Tidak Mengoptimalkan untuk Perangkat Seluler**
**Jawaban:** Pastikan email Anda responsif dan dapat dibaca dengan baik di semua perangkat, termasuk ponsel cerdas dan tablet, karena sebagian besar email dibuka di perangkat seluler.
Komentar Terbaru